Soto Kudus
Soto Kudus agak berbeda
dari soto daerah lain. Soto Kudus mempunyai banyak taburan bawang dan mempunyai
rasa yang kuat. Biasanya soto Kudus disajikan dalam mangkok-mangkok kecil.
Dalam seporsi soto ayam berisi nasi putih yang ditambahkan taoge, irisan kol dan
seledri, suwiran daging ayam, bawang merah dan bawang putih goreng. Kemudian
disiram kuah yang kuning agak keruh, karena kuahnya manggunakan santan. Kalau
tidak suka langsung dicampur, kita bisa minta agar nasinya dipisahkan. Untuk
ayamnya, kedai ini hanya menggunakan ayam kampung. Di atas meja juga disediakan
aneka pelengkap, ada sate telur puyuh, perkedel, sate kerang, sate hati ampela,
paru dan masih banyak yang lainnya. Yang cukup terkenal adalah Soto Ayam PakDenuh yang terdapat di Jl. Agil Kusumadya, Soto Jatmi di Jalan Wachid Hasyim,
Soto Ramidjan, Taman Bojana ( Jl. Simpang Tujuh ), Jl. Dr Lukmonohadi, depan
Pasar Jember dan tempat lain di sekitar Kota Kudus.
Soto kerbau bisa didapat di
Jl. Agil Kusumadya, Jl. Nitisemito, Jl. HM Subchan, Taman Bojana, depan Pasar
Jember dan tempat lain di sekitar Kota Kudus.
Nasi pindang ini seperti Rawon, menggunakan
daging kerbau atau ayam, rasanya manis dan gurih. Bisa didapat di Taman Bojana
dan lokasi lain di sekitar kota Kudus.
Lentog berasal dari kata pulen dan montog,
yang merupakan definisi dari bentuk serta rasa lontongnya. Sedangkan untuk
Tanjung, merupakan nama daerah dimana lentog ini mulai dikenal masyarakat. Maka
terciptalah nama Lentog Tanjung yang kini sudah dikenal hingga ke beberapa kota
lain. Lentog Tanjung juga menjadi salah satu makanan khas kota Kudus yang
banyak digemari hampir seluruh lapisan masyarakat Kudus. Biasanya lentog
tanjung dinikmati sebagai menu untuk sarapan, terdiri dari 3 bahan utama, ada
lontong yang dipotong kecil-kecil, sayur gori (nangka
muda) dan lodeh tahu. Di sajikan di atas piring kecil yang dialasi daun pisang
serta taburan bawang goreng, membuatnya semakin gurih saat disantap. Selain
tampilannya yang sederhana, untuk memakannya juga tidak menggunakan sendok,
namun menggunakan suru (sendok
dari daun pisang). Meski tampilannya sangat sederhana, namun rasanya cukup menggugah
selera untuk menambah lagi, karena porsinya tidak terlalu banyak. Sedangkan
untuk lauk pelengkapnya, ada sate telur, irisan bakwan atau kerupuk. Kuliner
yang satu ini memang cukup sederhana, harganya juga sangat bersahabat. Kalau
ingin menikmati di daerah asalnya, bisa singgah ke desa Tanjung Gang I, Kudus.
Di sebuah ruas jalan terdapat hampir 20 kios yang berjajar rapi menyajikan menu
lentog tanjung. Biasanya lentog tanjung hanya bisa ditemukan dari pagi sampai
siang hari, lebih tepatnya sekitar jam 6 pagi sampai sekitar jam 11 siang
setiap hari. Lenthog bisa juga didapat di GOR Wergu Wetan dan sekitar Kudus.
No comments:
Post a Comment