Breaking News

Taste Of Java

Landmark Kudus

Listrik Kudus

Bupati Kudus

Sunday, 18 May 2014

Yovie Widianto Kunjungi Galeri Batik Kudus




Kuduspedia,  Yovie Widianto pencipta lagu ternama di belantika musik Indonesia memiliki perhatian khusus terhadap kekayaan dan keragaman budaya Indonesia melalui program Idenesia Untuk Indonesia Kaya yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi nasional. Melalui tayangan Idenesia Untuk Indonesia Kaya, Yovie  mengajak masyarakat Indonesia untuk membuka wawasan dan pengetahuan baru mengenai kekayaan dan keberagaman Indonesia. Kali ini, Yovie Widianto mengulas beragam kekayaan dan keberagaman budaya yang ada di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Disini Yovie Widianto mengunjungi Galeri Batik Kudus binaan Bakti Budaya Djarum Foundation yang rutin memberikan pelatihan kepada masyarakat sekitar.

Batik Kudus merupakan cikal bakal dari batik pesisir di Indonesia namun sangat disayangkan sedikit sekali pembatik yang meneruskan usaha ini dan membuat Batik Kudus ini kurang mampu bersaing dengan berbagai jenis batik, khususnya dari wilayah Jawa. Ini seharusnya menjadi keprihatinan dan tanggung jawab kita bersama agar kekayaan seni ini jangan sampai punah,” ujar Yovie, Minggu (18/5/2014).

Di Galeri Batik Kudus ini, Yovie  disambut oleh Renitasari Adrian,
 Program Director Bakti Nudaya Djarum Foundation dan Miranti Serad Ginanjar, Pembina Galeri Batik Kudus. Di tempat ini, Yovie melihat dan berdiskusi langsung dengan para pengrajin Batik Kudus yang rutin mengikuti pelatihan membatik di tempat yang digagas dan dibina oleh Bakti Budaya Djarum Foundation.

Kegiatan ini terbuka untuk umum dan masyarakat yang berminat bisa mengikuti pelatihan dan akan mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk membatik.

“Melalui kegiatan pelatihan rutin yang dilakukan oleh Galeri Batik Kudus, kami ingin mengajak masyarakat untuk bersama-sama mencintai dan melestarikan Batik Kudus yang dikenal memiliki motif yang unik dengan ragam pola yang rumit namun tetap halus. Motif-motif ini sekarang sangat langka dan hal ini menjadi tanggung jawab kita untuk melestarikan dan mengembangkannya,” ujar Miranti Serad Ginanjar,
 Pembina Galeri Batik Kudus.

“Saat ini Batik Kudus kurang populer dibandingkan dengan batik dari daerah lain karena jumlah pembatik di Kudus sudah sangat sedikit sekali dan banyak yang memilih bekerja di industri. Berangkat dari keprihatinan itu, Bakti Budaya Djarum Foundation membuka workshop pembinaan batik kudus sejak tahun 2011 sampai dengan sekarang dan rutin memberikan pelatihan membatik kepada para ibu dan remaja. Keberadaan workshop Galeri Batik Kudus, diharapkan mampu mengangkat ketenaran batik tulis khas Kudus mengikuti perkembangan jaman tanpa menghilangkan ciri khasnya,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Yovie Widianto Kunjungi Galeri Batik Kudus
Yovie Widianto Di Galeru Batik Kudus


Selain mengunjungi Galeri Batik Kudus, Yovie Widianto juga tak ketinggalan untuk berkunjung ke SMK 1 Kudus yang didukung oleh Bakti Pendidikan DjarumFoundation menjadi sekolah pertama untuk jurusan tata boga. Di sekolah yang baru diresmikan pada Februari tahun ini, para siswanya diwajibkan untuk sanggup memasak 30 ikon kuliner tradisional Indonesia.

“Kudus yang dikenal sebagai kota kretek ternyata menyimpan kekayaan kuliner yang menggoyang lidah. Ketika kita membicarakan kuliner dan Kudus, maka seketika yang terlintas adalah gurihnya Soto Kudus yang sudah banyak dijumpai di berbagai kota di Indonesia. Selain itu, masih ada deretan makanan Garang Asem, Nasi Pindang, Lentog
 Tanjung, dan warisan kuliner lainnya yang harus dilestarikan. Saya salut kepada Djarum Foundation yang berinisiatif dan mendukung jurusan tata boga di sekolah kejuruan ini sebagai salah satu usaha untuk melestarikan warisan kekayaan kuliner tradisional Indonesia,” ujar Yovie.

“Sebagai tempat kelahiran Djarum, kami sangat peduli dan merasa bertanggung jawab untuk membangun dan melestarikan Kota Kudus, salah satunya warisan kulinernya yang harus dilestarikan. Di sekolah ini, para siswa tidak hanya diajarkan untuk menjaga resep warisan kulinernya, tapi juga diajarkan untuk mengembangkan industri dan bisnisnya sehingga bisa menjadi sebuah usaha yang mandiri di kemudian hari,” tambah Renitasari

-

1 comment:

Designed By